Pemilih Muda (Gen Z dan Millenial), Antara Jadi Pemilih Transaksional atau Pemilih Rasional

  • Bagikan
banner 468x60

Oleh : Sigit Awaludin.S.Pd (Anggota PPK Tamansari) Kota Tasikmalaya

Menurut penataran dari Anggota KPU RI August Mellaz yang ditulis dalam berita TEMPO.CO, beliau menyebutkan bahwa pada pemilu tahun 2024 nanti akan didominasi oleh kelompok usia muda, kelompok ini disebut mencapai 60 persen dari total suara sah.

Dari penataran tersebut dapat dipahami bahwa pemilih muda merupakan pemilih dengan jumlah yang sangat besar di Indonesia, peran pemilih muda sangatlah penting terhadap partisipasi pemilu 2024 nanti, akan tetapi dalam hal konteks literasi politik, pemilih muda masih minim.

Maka sangatlah penting khususnya bagi penyelenggara pemilu untuk memberikan partisipasi dan kesadaran akan peran dan tanggung jawabnya sebagai generasi yang akan menentukan arah demokrasi di Indonesia.

Banyak pemilih muda yang tidak memahami politik, sehingga mereka sangat rentan terhadap oknum yang melakukan malpraktek politik.

Salah satu malpraktek politik yang sering terjadi dalam pemilu yaitu Money Politics, itu disebabkan karena politik uang dilakukan secara massif dan terstruktur.

Politik uang dijadikan bahan untuk mendapatkan suara pemilih, bagi sebagian kandidat mungkin itu suatu strategi yang paling ampuh untuk mendapatkan suara pemilih. Akan tetapi bagi kandidat lain itu sangat merugikan.

Pemilu yang harusnya di laksanakan dengan cara sehat memperkenalkan gagasan-gagasan politiknya, visi dan misi kandidat dirusak oleh oknum yang ingin meraih keuntungan yang jelas-jelas melanggar aturan. Pemilih muda yang notabene masih labil yang tidak memahami politik menjadi sasaran empuk bagi oknum tersebut. Sehingga pemilih muda terjerumus kepada Pemilih Transaksional bukan Pemilih Rasional

Pemilih transaksional adalah mereka yang menyalurkan hak pilihnya atas dasar berapa jumlah uang yang ia terima dari calon, atau menerima uang tunai/barang dari kandidat menjelang beberapa hari sebelum pemungutan suara (Masa Tenang) dengan harapan bahwa uang tersebut menjadi jaminan untuk menentukan pilihannya.

Bertolak belakang dengan Pemilih Transaksional, Pemilih Rasional lebih mendahulukan nalar, pemilih ini cenderung bersikap dan bertindak berdasarkan logika dan nalar, kesadaran dan tanggung jawab terhadap diri sendiri lebih diutamakan.

Pemilih rasional saat ini sangat jarang ditemui, bisa disebabkan kurangnya pendidikan literasi politik bagi generasi muda. Maka dari itu penting kiranya pendidikan literasi politik sejak dini untuk mengingatkan atau memberi pemahaman kepada generasi muda tentang apa saja yang menjadi Hak dan Kewajibannya dalam konteks pemilu.

 

(tasikraya.com)

  • Bagikan