Kabupaten Tasikmalaya, tasikraya.com–
FPP Kecamatan Puspahiang, Kabupaten Tasikmalaya bantah oknum Guru Ngaji yang diduga cabuli 5 Santrinya bagian Pondok Pesantren.
Dari Forum Pondok Pesantren (FPP) menyebutkan bahwa oknum ini hanya Guru Ngaji dan tidak bernaung dibawah Lembaga Pondok Pesantren.
“Saya pastikan kalau peristiwa dugaan Asusila bukan di Pondok Pesantren. Oknumnya Guru Ngaji saja.”Ucap Ketua Forum Pondok Pesantren Kecamatan Puspahiang, Ajengan Koko Koswara, pada tasikraya, Kamis (7/11/2024).
Koko mengatakan izinnya bukan Pondok Pesantren, meski tercatat sebagau lembaga Pendidikan.
“Jadi bukan Pondok Pesantren yah, legalitasnya juga gak ada. Kalau lembaga Pendidikan mah memang ada, tapi bukan Pondok Pesantren.”Tegas Koko Koswara.
Selain itu, beredar dari pemberitaan sebelumnya bahwa sejumlah Santriwati di Kecamatan Puspahiang, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat diduga dicabuli oknum Guru Ngaji.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia Kabupaten Tasikmalaya melakukan pendalaman. Selain memintai keterangan korban, sejumlah saksi turut dimintai keterangan.
“Kami datangi Pondoknya, kami bicara dengan Santri yang diduga di cabuli. Ada yang berani bicara memang, ada juga yang masih belum terbuka.”Kata Ato Rinanto, Ketua KPAI Kabupaten Tasikmalaya, Selasa (5/11/2024).
Berdasarkan penelusuran KPAI Kabupaten Tasikmalaya terdapat sedikitnya 5 santri yang diduga jadi korban pencabulan. Sejauh ini laporan sudah dilayangkan kepada Kepolisian Resort Tasikmalaya.
“Hasil kami telusuri ada sekitar lima orang yang diduga yah jadi korban. Tapi memang baru satu yang berani melapor.”Ungkap Ato Rinanto.
Kasat Reskrim Polres Tasikmalaya, AKP Ridwan Budiarta menyebut kasus dugaan pencabulan ini sudah dalam penanganannya. Dan satu korban melaporkan dugaan asusila pada pihak Kepolisian.
“Masuk laporan pengaduan, satu yang lapor. Dan saat ini kita sedang melakukan penyelidikan dengan meminta keterangan kepada saksi serta pihak lain.”Jelas Ridwan Budiarta.
Kepolisian bersama KPAI Kabupaten Tasikmalaya turun tangan untuk memulihkan traumatik korban.
“Tentu kami kordinasi dengan KPAI Tasikmalaya untuk penanganannya. Ada dua orang yang dalam masa pemulihan fsikologis di KPAI.”Pungkas Ridwan Budiarta. (*)