Kabupaten Tasikmalaya, tasikraya.com-
Lagi dan lagi, kasus keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) kini terjadi di SMK Negeri 1 Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.
Puluhan Siswa SMKN 1 dalam situasi darurat dilaporkan mengalami mual, sakit perut, pusing, muntah dan diare.
Setelah sebelumnya dilaporkan ada 14 pasien korban keracunan, kini jumlahnya terus bertambah dan dilaporkan ada 33 Pelajar SMKN 1 Cipatujah yang mengalami dugaan keracunan massal, Rabu Siang 1 Oktober 2025.
Siswa SMKN 1 Cipatujah terserang gejala mual, sakit perut, diare, dan pusing tak lama setelah menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG).
Meluasnya, jumlah korban memaksa petugas medis bekerja ekstra keras, dengan penanganan dilakukan di empat fasilitas kesehatan berbeda untuk menampung lonjakan pasien.
Cepi Anwar Kepala Puskesmas Cipatujah membenarkan adanya insiden ini dan mengonfirmasi tingginya jumlah korban yang harus ditangani.
Lalu, data sementara menunjukkan total 33 orang Pelajar dilarikan dan mendapat penanganan di Puskesmas Cipatujah, Puskesmas Bantarkalong, Pustu Desa Darawati dan Klinik Medika.
“Benar, ada yang alami gejala keracunan, sedang kami tangani. Agak kelabakan Pak, karena agak banyak. Yang datang ini nyicil.”Tegas Cepi, Rabu (1/10/2025).
Berbeda halnya, Kepala Puskesmas Bantarkalong, Riski Tazali, ia mengatakan turut mengonfirmasi mereka menerima enam orang Pelajar SMKN Cipatujah dengan gejala serupa dari insiden keracunan yang sama.
Sementara itu, Kepala Desa Padawaras, Yayan Siswandi menyampaikan bahwa penanganan darurat bahkan dilakukan di lokasi.
“Ini ditangani di Ambulans, sebagian ditangani di Pustu Padawaras. Ada yang masih menunggu antrean.”Tegas Yayan, menjelaskan betapa mendesaknya situasi ini.
Sehingga, para Pelajar tersebut diketahui mengonsumsi menu MBG yang terdiri dari Ayam, Tahu, Timun, Nasi, dan Jeruk. Keracunan terjadi selang beberapa jam setelah makanan disantap.
Informasi dari lapangan mengungkap bahwa dapur penyedia (Supplier) yang sama dilaporkan menyalurkan total 3.940 porsi Makan Bergizi Gratis tidak hanya untuk Pelajar SMK dan SMA, tetapi juga untuk Pelajar SMP dan SD.