Upaya Pemberantasan Kemiskinan, Komisi X DPR-RI Bersama Deputi Kependudukan dan Ketenagakerjaan Bappenas Menggelar Diskusi di Taraju

  • Bagikan
banner 468x60

Kabupaten Tasikmalaya, tasikraya.com
Komisi X DPR-RI H Ferdiansyah, SE., MM bersama Deputi Kependudukan dan Ketenegakerjaan Bappenas menggelar Diskusi terkait Program MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) Desa Cemara sebagai upaya pemberantasan kemiskinan dari tingkat Desa.

Diskusi ini berlokasi di Destinasi Wisata Taraju, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Sabtu (12/10/2024).

“Ada program data sosial ekonomi yang memang membuat indikator-indikator setelah kita mendapatkan. Nah, langkah pertama harus dilakukan tentang arti kemiskinan.”Ungkap Ferdiansyah pada awak media, di lokasi Wisata Taraju.

Pasalnya, kata Ferdiansyah, ada beberapa Lembaga Pemerintahan mendefinisikan ada sedikit perbedaan.

Disamping itu, kalau kita mengikuti yang dikatakan oleh lembaga-lembaga Dunia pada indikator kemiskinan memang di kita memang masih jauh.

“Tentu tidak bisa disamakan, indikator kemiskinan di Indonesia dengan Negara-negara lain. Kita harus membuat indikator tersendiri yang memang disitu bisa dijadikan referensi indikator kemiskinan.”Tuturnya.

Kemudian itu, angka-angka kemiskinan kita bagi jadi dua. Pertama, angka kemiskinan secara terdata terverifikasi dan tervalidasi.

“Melalui pelaksanaanya melalui program PKH, dampaknya ada Progam Indonesia Pintar dan KIP dan banyak progam-program kemiskinan yang memang dalam rangka untuk supaya terjadi perubahan.”Ungkapnya.

Selain itu, kata Politisi Golkar tersebut, yang perlu dicermati adalah kemiskinan ekstrem memang ekstrem ini benar-benar miskin sebenarnya.

“Ada 22 ribu rakyat Kabupaten Tasikmalaya miskin ekstrem dan itulah yang menjadi fokus kita. Tinggal bagaimana penyebarannya di Kabupaten Tasikmalaya di berbagai Kecamatan dan setiap Desa.”Jelasnya.

Namun, ada program yang dahulu itu akan kita lanjutkan kembali.

“Komisi X DPR-RI berdiskusi dengan Pak Maliki sebagai Deputi, ada namanya Program Back Stoping artinya yang sudah miskin ini jangan sampai turun menjadi miskin ekstrem. Itu yang menjadi catatan bersama.”Tegasnya.

Sehingga nantinya, program kedepan harus kita dukung terus menerus untuk menurunkan dari pada kemiskinan yang ada di Kabupaten Tasikmalaya diantaranya melalui Desa Cemara (Cerdas, Mandiri dan Sejahtera).

Sontak, Diskusi ini berkolaborasi dengan Kementerian Lembaga Pemerintahan di Bidang lain baik itu diantaranya Menteri Pendidikan, Kementerian Tenaga Kerja dan Kementrian Sosial.

“Hanya saja kami mohon bantuan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Tasikmalaya untuk juga meng-update selalu data. Karena kita juga ingin menetapkan bahwa si A miskin terus dari sekarang sampai 10 tahun, jadi intinya biar ada perubahan.”Terangnya.

Selanjutnya, dalam pendataan rata-rata bekerja pada sektor informal, sektor informal ini terjadi dinamisasi atau dinamika dalam kontek perubahan.

“Harapan kami kolaborasi terhadap Deputi Kependudukan dan Ketenagakerjaan Bappenas (Pak Maliki) ini juga bisa mengukur dan memvalidasi. Sehingga nantinya kami berharap Deputi yang dibawah kepemimpinan Pak Maliki, ketika mentransformasikan dari pada program Cerdas ini, Kementerian Teknis sudah bisa langsung menindak lanjuti tanpa melakukan lagi tentang treatment – treatment tentang cara-cara dan sebagainya.”Bebernya.

Lalu kemudian, bisa langsung teknis saja semisal Desa Taraju dibidang apa, “Untuk kebersihan, pengolahan sampah, jadi langsung tujuannya. Jadi tidak berdialog lagi langsung masuk ke subtansi inplementasi. Sekali lagi kami mendukung Program Cemara (Cerdas Mandiri dan Sejahtera). Kedepannya membuat jalan Cemara tahapannya seperti apa indikator kedepana sepeti apa? Sehingga nanti minimal untuk Indonesia dalam rangka penuntasan kemiskinan turun.”Sambung H Ferdiansyah.

Sementara itu, Maliki, ST, MSIE, Ph.D Deputi Kependudukan dan Ketenagakerjaan Bappenas mengatakan
Wisata maju pasti itu juga menurunkan angka kemiskinan.

“Kalau wisata berarti ada pendapatan dari luar itu harus bisa dikelola dan di produksi dari dalam. Jadi pemenuhannya bisa dari dalam dan semua potensi lokal bisa di produksi sangat optimal. Itu pasti akan memberikan pendapatan, memberikan kesempatan kerja kepada warga setempat.”Paparnya.

Kendati demikian, Maliki menuturkan kita harus persiapkan insfrastukturnya dan Sumber Daya Manusianya (SDM).

“Mereka yang bisa memproduksi produk yang memang di butuhkan. Kemudian mengelola pelayanan dan service-nya. Jadi wisatawan itu mempunyai Experience (Pengalaman) yang menyenangkan saat ber-Wisata ke Taraju.”Pungkasnya. (*)

  • Bagikan