Kota Tasikmalaya, tasikraya.com–
Jalan Lingkar Utara Kota Tasikmalaya kian hari kian padat, bukan hanya oleh kendaraan, tetapi juga oleh Pedagang Kaki Lima (PKL) yang tumbuh tanpa penataan jelas.
Keberadaan mereka seakan dibiarkan tumbuh liar tanpa arah, menciptakan kesemrawutan yang mengganggu keteraturan Kota.
Aktivis HMI Tasikmalaya, Encep Gunawan mengatakan ini bukan sekadar masalah ketertiban, melainkan refleksi dari absennya peran aktif Pemerintah Daerah dalam melakukan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian secara menyeluruh.
Namun, kata dia, yang lebih disayangkan adalah sikap Pemerintah Kota Tasikmalaya, khususnya Wali Kota terpilih Viman Alfarizi Ramadhan yang justru terkesan lebih sibuk membangun pencitraan dari pada menghadirkan solusi nyata.
Kegiatan seremonial dan kemunculan di media sosial lebih dominan dibandingkan kehadiran langsung di tengah masyarakat menyelesaikan persoalan.
Padahal, masyarakat menanti kepemimpinan yang hadir di lapangan, bukan hanya di layar kaca.
Selain itu, ketika ketimpangan semakin tampak nyata mulai dari PKL yang tak tertata hingga maraknya pembangunan tempat usaha diatas lahan sawah yang dilindungi.
“Pemerintah justru sibuk dengan konten, bukan aksi.”Ujar Encep pada tasikraya.com, Jumat Malam (11/4/2025).
Perlu diingat bahwa lahan sawah di lindungi bukan sekadar tanah biasa; ia dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.
“Ketika pembangunan dibiarkan terjadi di atasnya, bukan hanya hukum yang dilanggar, tetapi juga masa depan ketahanan pangan yang dipertaruhkan.”Tegasnya.
Selain itu, kata dia, kepemimpinan bukan soal tampil gaya melainkan soal hadir dan bekerja nyata.
“Kota Tasikmalaya membutuhkan pemimpin yang mendengar keluhan warga, menyelesaikan persoalan, dan menata kota secara berkelanjutan. Bukan pemimpin yang hanya hadir di depan kamera, tapi absen dalam pengambilan keputusan penting.”Tuturnya.
“Saya meminta Wali Kota Tasikmalaya untuk berhenti mengejar panggung dan mulai turun ke lapangan. Karena wajah kota tidak dibentuk oleh pencitraan, tetapi oleh keberanian membuat perubahan.”Pungkasnya. (*)
